♥ Bismillah...."Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)," Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) dg ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. "(HR. Ath-Thabrani)

Rabu, 09 Maret 2011

♥ Shalat Malam Hukum & Adabnya ♥

Oleh Ustadz Abu Abdillah Syahrul Fatwa bin Luqman
Definisi Sholat Tahajud dan Sholat Malam
Sholat tahajud adalah sholat yang dikerjakan pada malam hari setelah tidur terlebih dahulu. Imam as-Safarini rohimahulloh mengatakan: “Orang yang sholat tahajud adalah orang yang sholat di waktu malam. Para ulama kita mengatakan: ‘Sholat tahajud itu tidak dikerjakan kecuali setelah tidur terlebih dahulu.’ Sedangkan sholat malam lebih umum, waktunya sejak tenggelamnya matahari dan terbitnya fajar. Ia adalah sholat sunnah yang sangat dianjurkan. 


Keutamaan dan Anjuran Sholat Malam
Dalil dari al-Qur’an.
Allah menganjurkan Nabi kita yang mulia untuk mengerjakan sholat malam dan tahajud dalam beberapa ayat al-Qur’an, di antaranya: Dan pada sebagian malam hari sholat tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahanbagimu; mudah-mudahan Rabbmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji. (QS. al-Isro‘ [17]: 79)2.
Pujian Allah bagi para hamba-Nya yang mengerjakan sholat malam. Sangat sering Allah memuji para hamba yang sholih karena mereka mengerjakan sholat malam dan tahajud. Allah berfirman: Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam. Dan selalu memohonkan ampunan di waktu pagi sebelum fajar. (QS. adz-Dzariyat [51]: 17–18).
Sahabat mulia Ibnu Abbas radliyallahu anhuma mengatakan: “Waktu malam tidak berlalu begitu saja bagi mereka, melainkan mereka selalu mengerjakan sholat malam walaupun hanya sedikit.”
Allah juga memuji orang yang mengerjakan sholat malam dalam firman-Nya:
Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya dan mereka selalu berdo’a kepada Rabbnya dengan penuh rasa takut dan harap, serta mereka menafkahkan apa-apa rezeki yang Kami berikan. Tak seorang pun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan. (QS. as-Sajdah [32]: 16–17)
Imam Ibnu Katsir shallallahu ‘alaihi wasallam berkata: “Yaitu mereka mengerjakan sholat malam, meninggalkan tidur, dan meninggalkan berbaring di atas kasur yang empuk.”
Dalil dari al-Hadits
1. Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam sangat semangat sholat malam
Aisyah radliyallahu anha berkata: “Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sholat malam sampai kakinya bengkak.” Aisyah radliyallahu anha bertanya: “Mengapa engkau melakukan hal itu wahai Rasulullah, bukankah Allah telah mengampuni dosamu yang telah lalu dan yang akan datang?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak bolehkah jika aku ingin menjadi hamba yang bersyukur?”
2. Sholat sunnah yang paling afdhol setelah sholat wajib
Dari Abu Hurairah a bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sholat yang paling afdhol setelah sholat wajib adalah sholat malam.”
Imam an-Nawawi rahimahulloh berkata: “Di dalam hadits ini terdapat dalil yang telah disepakati oleh para ulama bahwa sholat sunnah di waktu malam adalah lebih afdhol daripada sholat sunnah di siang hari.”
3. Muslim yang paling baik adalah yang sholat malam
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata perihal Ibnu Umar radliyallahu anhuma: “Sebaik-baiknya seorang lelaki adalah Abdullah, andaikan dia sholat malam.” Perawi hadits berkata: “Setelah mendengar ucapan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, Abdullah bin Umar radliyallahu anhuma sedikit sekali tidur malamnya.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: “Tuntutan hadits ini bahwa orang yang sholat malam dia adalah sebaik-baiknya lelaki.”
4. Jalan menuju surga
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Wahai sekalian manusia! Sebarkanlah salam, berikanlah makanan, sambunglah tali silaturrahim, dan sholat malamlah tatkala manusia tidur, niscaya kalian masuk surga dengan selamat.”
Hukumnya
Sholat malam hukumnya sunnah yang dianjurkan, sedangkan sholat witir pada akhir sholat malam adalah sunnah yang sangat ditekankan (sunnah muakkadah). Di antara dalil yang menguatkan bahwa sholat malam tidak wajib adalah:
Dari Ali bin Abi Tholib radliyallahu anhu: “BahwasanyaRasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menemui kami seraya berkata: ‘Tidakkah kalian bangun sholat malam?’ Aku menjawab: ‘Wahai Rosululloh, jiwa-jiwa kami berada di tangan Allah, jika Allah berkehendak membangunkan kami, kami akan bangun.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam akhirnya pergi ketika mendengar ucapanku dan tidak menjawab sedikit pun, aku mendengarnya ketika pergi sambil memukul pahanya beliau membaca ayat: Dan manusia adalah makhluk yang paling banyak membantah. (QS. al-Kahfi [18]: 54).”
Hadits ini jelas sekali menunjukkan bahwa sholat malam tidak wajib. Andaikan sholat malam wajib, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak akan membiarkan Ali radliyallahu anhu dan putrinya Fathimah radliyallahu anha seperti itu.  Dalam kesempatan yang lain Ali bin Abi Tholib radliyallahu anhu juga pernah mengatakan: “Witir tidaklah wajib sebagaimana sholat fardhu, tetapi hanya sunnah yang disunnahkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.”
Demikian pula hadits yang bersumber dari Aisyah radliyallahu anha bahwasanya dia berkata: “Suatu malam Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sholat di masjid, para manusia ikut sholat bersama beliau, kemudian esoknya beliau sholat lagi dan ternyata jumlah manusia yang ingin ikut sholat bersamanya bertambah banyak.
Akhirnya manusia berkumpul pada malam yang ketiga dan keempat, tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak hadir. Pagi harinya beliau berkata: ‘Aku tahu apa yang kalian perbuat tadi malam. Tidak ada yang menghalangiku untuk keluar melainkan aku khawatir sholat malam nanti diwajibkan atas kalian.’ ” Aisyah radliyallahu anha berkata: “Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan.”
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berkata: “Imam Ibnul Munayyir mengatakan: ‘Hadits ini mengandung dua perkara: pertama, anjuran sholat malam; kedua, tidak wajibnya sholat tersebut.’ ”
Waktunya
Awal waktu bolehnya melaksanakan sholat malam dan witir adalah setelah sholat isya‘. Baik sholat isya‘ dikerjakan pada waktunya atau dikerjakan pada waktu maghrib dengan menjamak keduanya. Sedangkan akhir waktunya adalah dengan terbitnya fajar shodiq.
Imam Ibnu Nashr rohimahulloh mengatakan: “Yang telah disepakati oleh ahli ilmu bahwa waktu antara selesai sholat isya‘ hingga terbit fajar adalah waktu untuk mengerjakan sholat witir.”
Sedangkan waktu yang paling afdhal untuk melaksanakan sholat malam adalah pada sepertiga malam yang terakhir. Berdasarkan hadits: “Waktu yang paling dekat antara Rabb dengan hamba-Nya adalah pada bagian malam yang terakhir. Jika engkau mampu menjadi orang yang berdzikir kepada Allah pada waktu itu maka kerjakanlah.”
Akan tetapi, bagi orang yang khawatir tidak dapat bangun akhir malam, maka hendaklah sholat malam pada awal waktunya. Adapun bagi orang yang yakin dia dapat bangun malam maka yang afdhal mengerjakannya pada akhir malam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang takut tidak dapat bangun akhir malam, maka hendaklah dia sholat witir pada awal waktunya. Dan barang siapa yang punya keinginan bangun  malam maka hendaklah dia sholat pada akhir malamnya, karena sholat akhir malam akan disaksikan dan hal itu lebih afdhol.”
Tata Cara dan Jumlah Raka’atnya
Imam Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan: “Pembahasan tentang petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam sholat malam.” Beliau menyebutkan tata cara sholat malam sebagai berikut:
Pertama: Ibnu Abbas radliyallahu anhuma, berkata: “Adalah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sholat dua roka’at. Beliau memperpanjang berdiri, rukuk, dan sujudnya. Kemudian selesai dan tidur kembali. Kemudian bangun lagi dan mengerjakan sholat seperti semula sebanyak tiga kali dengan enam raka’at. Setiap dua raka’at beliau bersiwak dan berwudhu. Beliau membaca ayat; hingga beliau mengkhatamkan suratnya. Kemudian beliau menutupnya dengan sholat witir tiga roka’at. Saat muadzin mengumandangkan adzannya beliau keluar menuju sholat.”
Kedua: Dari Aisyah radliyallahu anha; bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membuka sholat malamnya dengan dua raka’at ringan. Kemudian sholat malam dengan sebelas raka’at. Beliau salam setiap dua raka’at dan akhirnya witir satu raka’at.
Ketiga: Seperti cara kedua, hanya saja jumlah raka’atnya tiga belas roka’at.
Keempat: Beliau sholat delapan raka’at, salam setiap dua raka’at kemudian sholat witir dengan lima raka’at secara langsung, beliau tidak duduk kecuali pada akhir raka’atnya.
Kelima: Beliau sholat sembilan raka’at, delapan raka’at beliau kerjakan langsung tanpa duduk kecuali pada raka’at kedelapan. Beliau duduk, berdzikir, mengucapkan tahmid, berdo’a kemudian bangkit tanpa salam. Beliau meneruskan raka’at yang kesembilan, kemudian duduk, tasyahud, dan salam. Kemudian beliau sholat dua raka’at dengan duduk setelah beliau salam dari raka’at kesembilan.
Keenam: Seperti cara kelima hanya saja tujuh raka’at. Kemudian setelah salam beliau sholat dua raka’at dengan duduk.
Ketujuh: Beliau sholat dua-dua raka’at, kemudian witir dengan tiga raka’at secara langsung tanpa dipisah dengan salam.
Adab-adab Sholat Malam
1. Niat bangun sholat malam
Yang demikian agar ditulis baginya pahala  sholat malam sekalipun tertidur (tidak terbangun).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang mendatangi tempat tidurnya sedangkan dia punya niat untuk sholat malam, kemudian ternyata tertidur hingga pagi hari, akan ditulis baginya apa yang dia niatkan. Tidurnya adalah sedekah dari Rabbnya.”
2. Mengusap muka, membaca do’a bangun tidur, dan bersiwak
Ibnu Abbas d berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun dari tidurnya, beliau mengusap wajahnya menghilangkan bekas tidurnya, dan membaca sepuluh ayat terakhir dari Surat Ali Imran.”
Sahabat mulia Hudzaifah a berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila bangun tidur beliau membersihkan mulutnya dengan siwak.”
Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan: “Dianjurkan bagi orang yang bangun tidur untuk sholat malam, supaya mengusap wajahnya agar kantuknya hilang, hendaklah bersiwak, melihat ke langit seraya membaca ayat terakhir Surat Ali Imron. Hal itu telah tetap dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.”
3. Membangunkan keluarga untuk sholat malam
Karena hal itu sebagai bentuk tolong-menolong dalam kebaikan. Allah berfirman: Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa. (QS. al-Ma‘idah [5]: 2)
Dari Ali bin Abi Tholib a bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya dan Fathimah radliyallahu anha: “Tidakkah kalian berdua bangun sholat malam?”
Imam Ibnu Baththal rahimahullah berkata: “Di dalam hadits ini terdapat keutamaan sholat malam dan membangunkan orang-orang yang tidur dari kalangan keluarga dan kerabat untuk sholat malam.”
4. Membuka sholat malam dengan dua raka’at ringan
Aisyah radliyallahu anha berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam jika bangun untuk sholat malam beliau membuka sholatnya dengan sholat dua raka’at ringan.”
Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan: “Ini adalah dalil dianjurkannya sholat dua raka’at sebelum  sholat malam, agar seseorang lebih semangat untuk mengerjakan jumlah raka’at sholat malam berikutnya.”
5. Merenungi bacaan sholat dan memahaminya
Karena waktu malam adalah waktu yang tenang, sangat tepat bila kita mampu memahami bacaan surat yang kita baca. Allah berfirman: Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran. (QS. Shad [38]: 29)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sholat malam dengan membaguskan bacaannya, merenungi dan memahaminya, sebagaimana penuturan Aisyah radliyallahu anha.
6. Lama ketika berdiri
Ibnu Mas’ud a berkata: “Aku pernah sholat malam bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau lama sekali berdirinya, sampai aku punya niat buruk.” Ada yang bertanya: “Apa niat burukmu?” “Aku berniat duduk dan meninggalkannya,” jawab Ibnu Mas’ud.
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan: “Hadits ini menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memilih memperpanjang berdiri ketika sholat malam. Ibnu Mas’ud radliyallahu anhu adalah orang yang kuat dan selalu menjaga diri untuk mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, dia tidak berniat duduk kecuali karena lama berdirinya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah melewati batas kebiasaannya.”
7. Memperbanyak do’a
Termasuk petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam ketika sholat malam, beliau memperbanyak do’a di dalamnya. Karena saat sholat malam merupakan waktu yang dijanjikan terkabulnya do’a. Dari Jabir bin Abdillah d bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya pada malam hari ada suatu waktu yang jika seorang muslim menepatinya untuk meminta kebaikan di dunia dan akhirat, tidak lain Allah akan mengabulkan permohonannya tersebut dan hal itu terjadi pada setiap malam.”
8. J angan sholat dalam keadaan mengantuk
Dari Aisyah radliyallahu anha, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila salah seorang di antara kalian mengantuk ketika sholat maka hendaklah dia tidur terlebih dahulu hingga hilang rasa kantuknya. Karena apabila dia sholat dalam keadaan mengantuk, barangkali dia mengira berdo’a memohon ampunan ternyata malah mencela dirinya sendiri.”
Imam an-Nawawi rahimahullah mengatakan: “Ini adalah anjuran untuk mendatangi sholat dengan khusyu’, hati yang tenang, dan jiwa yang semangat. Di dalam hadits ini ada perintah bagi orang yang mengantuk supaya tidur terlebih dahulu atau melakukan apa saja yang bisa menghilangkan rasa kantuknya.”
9. B erdo’alah setelah selesai sholat
Ali bin Abi Thalib a berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca do’a di akhir sholat witirnya: ‘Ya Allah aku berlindung dengan keridho’an-Mu dari kemurkaan-Mu, dan dengan keselamatan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari ancaman-Mu. Aku tidak membatasi pujian atas-Mu, Engkau sebagaimana yang Engkau sanjungkan  atas diri-Mu sendiri.’ ”
Syaikh Syaroful Haq Azhim Abadi rohimahulloh berkata: “Yaitu beliau membacanya setelah salam sebagaimana keterangan riwayat yang lain.”
10. Menutupnya dengan sholat witir
Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jadikanlah sholat witir sebagai akhir sholat malam kalian.”
11. T idur setelah sholat malam
Dianjurkan bagi yang sholat malam, berbaring setelah sholat. Aisyah radliyallahu anha berkata: “Ketika di rumahku, aku tidak pernah mendapati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada bagian malam yang terakhir kecuali dalam keadaan tidur.”
Hukum Meninggalkan Sholat Malam
Orang yang meninggalkan sholat malam tidak lepas dari tiga keadaan:
Keadaan Pertama: Kebiasaannya sholat malam, tetapi terlewatkan karena suatu sebab. Hal itu dikarenakan ada suatu halangan yang menghalanginya untuk bangun malam seperti sakit, tertidur, maka keadaan seperti ini insyaAllah pahala sholat malamnya tetap ditulis. Sebagaimana dalam sebuah hadits: “Apabila seorang hamba sakit atau sedang bepergian, akan tetap ditulis pahalanya seperti ketika dia mukim dan sehat.”
Maka orang yang keadaannya seperti ini disunnahkan mengganti sholat malamnya dengan sholat di siang hari sesuai bilangan roka’at yang biasa dikerjakan dan digenapkan tidak ganjil. Aisyah radliyallahu anha berkata: “Adalah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tertidur pada waktu malam karena sakit atau lainnya hingga dia tidak bisa sholat malam, maka beliau sholat pada esoknya dua belas roka’at.”
Keadaan Kedua: Meninggalkan sholat malam setelah hal itu menjadi kebiasaannya. Ketahuilah wahai saudaraku, tidak pantas engkau meninggalkan sholat malam padahal dahulu hal itu menjadi kebiasaanmu, jelas, ini adalah indikasi bahwa engkau berpaling dari ibadah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berkata kepada Abdullah bin Amr bin Ash radliyallahu anhuma: “Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan, dahulu dia mengerjakan sholat malam kemudian sekarang meninggalkannya!!”
Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahulloh mengatakan: “Di dalam hadits ini terdapat anjuran konsisten terhadap amalan kebaikan yang menjadi kebiasaannya tanpa berlebihan. Bisa diambil pelajaran pula dari hadits ini yaitu dibencinya memutus ibadah sekalipun hal itu tidak wajib.”
Keadaan Ketiga: Tidak pernah sholat malam. Tidak ragu lagi, orang yang tidak pernah sholat malam dia telah meremehkan amalan ini.
Dari Ibnu Mas’ud radliyallahu anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dikabari tentang seorang yang tidur hingga pagi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Itu adalah seorang yang dikencingi setan pada telinganya.”
Kita memohon kepada Dzat yang Maha Agung agar memberikan kekuatan kepada kita semua untuk bangun sholat malam, demi meraih kebaikan dunia dan akhirat. Amiin. Allohu A’lam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters
free counters