♥ Bismillah...."Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah). (HR. Ibnu Majah)," Tuntutlah ilmu dan belajarlah (untuk ilmu) dg ketenangan dan kehormatan diri, dan bersikaplah rendah hati kepada orang yang mengajar kamu. "(HR. Ath-Thabrani)

Sabtu, 18 Mei 2013

Kisah Pernikahan Terindah Yang Pernah Kubaca

Saat ayahku meminang ibuku… maka beliau menghadiahkan surat Ali ‘Imran sebagai “Mahar” baginya.
Dan saat suamiku meminangku, maka ayahkupun memberikan syarat agar memberiku mahar satu surat dari surat-surat al-Qur`an, dan dia harus sudah menyelesaikan hafalannya sebelum pernikahan…, dimana tidak akan ada pernikahan tanpa menghafalkan mahar tersebut.


Akupun diminta untuk memilih salah satu dari surat-surat tersebut… lalu jatuhlah pilihanku kepada surat an-Nur… karena banyaknya hukum-hukum di dalamnya, dan sulitnya aku menghafalkannya…



Dan sebelum waktu pelaksanaan pernikahan… betapapun 
kesibukan suamiku yang sangat kala itu untuk menyiapkan dan menghadirkan segala kebutuhan kehidupan rumah tangga… namun dia selama satu bulan terus menerus tidak pernah berpisah dengan mushaf al-Qur`an di kedua tangannya…

Beberapa hari sebelum pernikahan, dia datang ke rumah kami untuk membacakan apa yang telah dia hafal kepada ayahku…
Dan adalah ayahku memberikan syarat kepadanya, bahwa setiap kali dia salah, atau melupakannya, dia akan mengulangi lagi membaca dan memperdengarkan bacaan surat dari awal sekali lagi…

Dan benar… suamiku mulai membaca surat an-Nur dengan suaranya yang lembut lagi berwibawa, yang aku tidak akan bisa melupakannya. Kala itu aku dan ibuku saling berpandangan dan tertawa-tertawa ringan dalam menunggunya melakukan kesalahan untuk kemudian mengulanginya dari awal, agar menjadi semakin banyak pahalaku (mendengarkan al-Qur`an) yang dibacakannya….

Akan tetapi suamiku, mudah-mudahan Allah memberkahinya, telah menghafal surat itu diluar kepala, dan tidak salah atau melupakan satu ayatpun darinya…

Dan saat itulah ayahku memeluknya seraya berkata kepadanya, ‘Hari ini aku nikahkan kamu dengan putriku, dan aku menyetujui pernikahan kalian berdua, dimana Engkau telah memenuhi maharmu terhadapnya… dan janjimu terhadapku…’
Dia tidak membayar mahar meteri untukku…
Dan kamipun tidak membeli hadiah pernikahan dengan puluhan ribu (real) …

Cukuplah bagiku firman Allah sebagai sebuah perjanjian ikatan diantara kami…

Pertanyaannya sekarang, tahukah Anda, surat apakah yang nanti akan dipilih oleh putriku sebagai mahar baginya??

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

free counters
free counters